Wednesday, December 8, 2010

...rumah bahasa si eks

(read : CX Language House)

Hari ini, begitu aku mendapat nilai dari ibt (internet based test) Toefl yang aku ikuti sekitar sepuluh hari lalu, sekali-kalinya aku merasa bersyukur pernah les di satu tempat les Inggris yang bobrok antik gedungnya, yang memiliki nama resmi "Citra Ekspresi", tapi di slip bayarannya (dan rapor-rapornya) ditulis "CX Language House" - yang kalau dibaca (plus diartikan setengah-setengah) jadi seperti judul di atas, hehe.

Aku pertama kali terjerumus masuk ke tempat itu waktu kelas 2 SD, termasuk cepat untuk ukuran waktu itu, yang notabene, pelajaran Inggris di sekolah baru ada waktu kelas 3 SD (walaupun banyak teman seangkatanku yang udah les dari TK sih, hahaha). And as a newcomer, aku benar-benar masih buta sama yang namanya Bahasa Inggris, yang aku tahu cuma 1-10, itu pun hanya bacanya (dan betapa bangganya aku ketika aku ikut ulangan pertama dan bisa menulis "seven" dengan benar, hahaha).

Gak banyak yang aku ingat dari kelasku yang pertama karena begitu bagi rapor yang pertama, aku segera lompat kelas (kelas pertamaku KG Ib, dan aku loncat ke C Ia, melewati KG IIa dan b) dan bertemu dengan sebagian besar teman seperjuanganku sampai saat ini.

Begitu masuk ke kelas ini, guruku berubah. Kalau tadinya aku diajar oleh MJ (yang akan sangat banyak disebut nantinya), kali ini aku diajar oleh Miss yang punya nama sama aku, lalu diganti Sir A setelah Miss H keluar. Di kelas ini, aku lumayan berjaya karena ulangannya gampang, hahaha. Tapiiiii, begitu guruku berganti jadi Miss E, ulangan yang tadinya 80 ke atas langsung berubah jadi "udah bagus dapat 60", LOL. But i learned much from her, termasuk jadi demen HarPot, hahaha. Btw, karena ulangannya yang ajib itu, dia dapet julukan "Extraordinary Cruel Teacher" dari sekelas (dalam konteks bercanda, tentunya), hahaha.

Sayangnya, setelah Miss E dapat kerja (she was an undergraduate student like me now), she quit dan kembalilah aku ketemu sama MJ yang berbeda banget cara ngajarnya, cara pandangnya, dll dkk. Tapiiii, berkat diajar dia, akhirnya kelasku jadi kompak banget hingga akhir, the most solid one i think. Bahkan, sampai sekarang pun, setelah SEMUANYA (kecuali satu?) udah gak les di sana lagi, kita masih sering ngumpul. Oh iya, tapi hebatnya, waktu pertama kali ulangan umum sama MJ, kami yang mantan muridnya Miss E dapet nilai tinggi gitu, aku aja dapet 89 (bangga, hahaha).

Aku keluar sekitar April 2006, waktu kelas 2 SMA. Alasannya? Mau cari les buat TOEFL (gayaaaa, padahal sebenernya udah males aja, wkwkwk). Dan, sekali lagi, karena kelasku kompak, satu keluar (nyaris) semua keluar. Yang pertama memang bukan aku, tapi setelah aku, yang keluar langsung empat orang (alasan : masuk kuliah). Dan satu demi satu berguguran :p

Apa yang membuat aku bersyukur (walaupun cuma sekali ini? hahaha) pernah les di sana?
1. Grammar-ku kuat
Yap! Tempat lesku yang satu ini memang menekankan grammar (entah cuma MJ atau semuanya, tapi toh guru-guruku semuanya lulusan MJ). Makanya, jangan heran kalau aku santai banget untuk urusan ini. Wong udah ngelotok di kepala, haha. Part of speech? Tiap kali bikin kalimat harus dikasih panah (contoh : blue book, "blue" digarisbawahi dan dikasih keterangan "adjective", "book" digarisbawahi dan dikasih keterangan "noun", lalu dari "blue" ke "book" dikasih panah yang artinya "blue adalah kata sifat menerangkan book yang kata benda" >>> buat semua!). Irregular verbs? Waktu pertama kali belajar, kami dikasih satu kertas (yang ternyata turun-temurun) yang di dalamnya ada empat kolom besar yang isinya itu ada bentuk verb 1, verb 2, dan verb 3 (yang kalau di tempat lesku, istilah itu gak boleh dipake, jadi yang boleh adalah "infinitive", "past tense", dan "past participle") DAN ulangannya dibagi empat kali - satu ulangan per kolom (gara-gara ulangan-ulangan ini pula, Miss E dijuluki "XOT" tadi, hahaha).

2. Pandai mengarang
Hahaha. Gak pandai juga sih sebenernya. Tapi aku jadi terlatih menulis karena waktu tingkat berapaaa gitu, tiap habis beberapa bab, kami wajib membuat karangan - yang akhirnya dihentikan sama MJ karena makin lama, karangan tiap-tiap anak bisa mencapai lebih dari 500 kata (rekorku sekitar 1000 kata :p). Aku ingat, waktu itu bertiga (me and my two best friends there) buat karangan tentang "American Revolution" yang sumbernya itu dari buku Sejarah waktu SMP, haha.

3. Berani beargumentasi
Sebenarnya ini gak disengaja, tapi karena sering "debat" sama MJ, akhirnya jadi terbiasa mengeluarkan pendapat, haha.

4. Bisa Bahasa Inggris dengan harga yang murah
Ya iyalah, masa' udah les tetep gak bisa sih? Tapi berkat cara mengajar yang "kolot" itu, i think my English is good enough ;) DAN, biaya lesnya itu murah! (waktu aku keluar, biayanya itu cuma 117.000 per bulan -sistem bayarnya itu per tiga bulan- untuk dua kali les per minggu, masing-masing 2 jam)

5. Ketemu teman-teman yang luar biasa
Yap. Sebenarnya ini yang membuat aku paling bersyukur pernah les di tempat ini. I met great people. I have them as my friends. And i'm thankful, so thankful... (bentar lagi ada yang terbang kayaknya, hehe). Dan, aku selalu excited buat ketemu mereka (kecuali kalau ada "you-know-who" - no, bukan Voldemort, hwhw. Cuma "she-whose-name-mustn't-be-spoken", LOL).

Emank sih, tempat ini punya banyak kekurangan. Yap, i lack in vocabulary (thanks God i read and listen much English now) and the facility is quite poor (actually, we always make a joke on the aircons and the "toilet", LOL). Tapi, tetap aja, tempat les itu punya banyak kenangan buat aku, dan pastinya juga buat teman-teman seperjuanganku :)

I love CX? Hmm... better to say I LOVE MY CX GIIa-mates (read : CX GILA? :p), hahaha

No comments:

Post a Comment